Minggu, 20 Maret 2011

Teroris Sungguhan Atau Pengalihan Isu, Jawaban di Polri

TEROR bom dalam sepekan membuat paranoid masyarakat. Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR, TB Hasanuddin menilai aksi ini dilakukan kelompok teroris yang masih tersisa.

Dia berharap polisi segera mengungkap pelaku dan motif di balik teror tersebut. Bila tidak, dugaan mengenai adanya pengalihan isu bisa jadi benar. Berikut petikan wawancara dengan okezone, Minggu, 20 Maret 2011 malam.

Menurut Anda, apakah teror bom berupa paket buku dilakukan oleh teroris?

Saya melihat, pertama bom buku itu adalah bom paling dasar dalam upaya teror. Ada tiga unsur di bom buku itu, pertama mudah mekanismenya, jelas sasarannya, dan ketiga mudah penyamarannya.

Bom buku paling praktis karena hanya berdasarkan berat buku, pemantiknya menggunakan pengungkit. Ketika buku dibuka, pengungkitnya kemudian terlepas yang memicu terjadinya ledakan. Tetapi daya ledak bom berupa buku ini tidak besar.

Mengenai penyamarannya. Ini paling mudah, karena buku  bisa diletakan dimana saja, restoran, rumah seseorang, sifatnya direct misalnya ditujukan kepada siapa? dengan harapan orang itu akan membuka dan terjadilah ledakkan.

Siapa yang melakukan teror ini?


Saya melihat pemainnya orang lama, yang sudah biasa dengan aksi teror menggunakan bom. Tetapi yang ini bukan bom untuk pertempuran. Bom jenis ini adalah bom rakitan, kerajinan tangan yang juga butuh keahlian.

Anda melihat teror ini sebagai pengalihan isu semata?


Kalau disebut pengalihan isu, saya nggak yakin. Pemainnya tetap teroris karena sudah mengerti merakit bom. Bisa saja ini kemudian disebut pengalihan isu, atau sekadar memojokkan intel. Tetapi saya melihat tujuan teror ini untuk menggoyang pemerintah dan membuat kepanikan warga.

Hanya saja kalau dalam waktu dekat polisi tidak bisa mengungkap teror bom ini, anggapan yang menyebut ini hanya pengalihan isu akan terus berkembang. Masyarakat jadi menanggap seolah-olah pemerintah tengah mengalihkan isu, karenanya harus segera diungkap pelaku dan motif di balik teror ini.

Kenapa sasarannya acak, bukankah teroris punya sasaran sama yakni kelompok barat?


Gories Mere, Japto dan Ulil memang sudah masuk dalam daftar sasaran oleh kelompok itu.  Kalau bom hari kedua itu lain lagi.  Kalau bungkusan yang lain yang mencurigakan hanyalah sebuah cara menambah rasa panik masyarakat. supaya tingkat kepanikan makin tinggi.